Sekilas Risalah Ahlussunnah wal jama’ah lis Syaikh Hasyim Asy’ari


Singosari, 14 September 2019

Dikutip dari Majlis Al Quran wal Maulid, pengajian oleh Al Ustadz Gus Abdullah Murtadho.

Orang syiah disebut juga kaum rofidhoh, yang suka mencaci para sahabat, ahli bait.

Disebutkan dalam hadits: Mencaci dan mengganggu ahli bait Nabi saw itu sama saja seperti mencaci pribadi Nabi Muhammad saw. Siapa yang menyakiti para sahabat, maka sama dengan menyakiti Nabi Muhammad saw.

Asal kata rofidhoh, dari ucapan Zain bin Ali, “idzan rofadhtumuni”.

Ada juga kelompok syiah zaidiyah dan syiah imamiyah. Syiah pada awalnya hanya satu kelompok. Perpecahan syiah semakin banyak sejak sepeninggal Sayidina Husein.

Syiah zaidiyah dianggap moderat karena mengakui kekhalifahan Abu Bakar Assiddiq.

Syiah imamiyah hanya mengakui kekhalifahan Ali bin abi thalib saja, secara nash dan washiat / isyaroh, yakni “Man kuntu maulahu, fa aliyu maulahu”.

Menurut ahlussunnah, pemahaman syiah adalah keliru. Alasan kesatu, kata waliyun itu bermakna kekasih, bukan pemimpin. Kedua, ucapan nabi diucapkan di sebuah lembah kecil ghodir khum, yang hanya disaksikan orang madinah saja.

Nabi saw berkata kepada Sayidina Ali: apakah kau tidak suka kujadikan kau seperti kedekatan Nabi Harun dan Nabi Musa?

Klaim kepemimpinan Sayidina Ali menurut orang syiah seperti posisi Nabi Musa dan Nabi Harun. Hal ini dibantah kaum ahlussunnah, karena Nabi Harun meninggal lebih dahulu.

Semua sahabat yang mendukung kekhalifahan abu bakar hingga utsman dikafirkan oleh kaum syiah.

Ada kelompok ekstrim, yaitu syiah sabaiyah menganggap Sayidina Ali adalah jelmaan Tuhan, tapi kelompok ini sudah punah.

Syiah dipengaruhi oleh ajaran majusi, nashrani, yahudi.

Syiah imamiyah meyakini secara nash, imam kesatu setelah Nabi Muhammad saw adalah Ali bin abi thalib.

Ada juga sekte syiah terbesar di dunia yaitu syiah ismailiyah dan syiah itsna asy’ariyah.

Kritik atau sarannya...